الالا تنال
العلم الا بستة سأنبيك عن مجموعها ببيان ذكاء وحرص واصطبار وبلغة وارشاد استاذ
وطول زمان
Artinya :
"Ingatlah, tidak akan kalian mendapatkan ilmu yang bermanfaat
kecuali dengan enam syarat, yaitu cerdas, semangat, sabar, biaya,
petunjuk ustadz dan lama"
Ilmu yang manfaat
ialah ilmu yang dapat meningkatkan ketaqwaan kepada Allah Subhanahu Wa
Ta'ala dan merupakan nur Ilahi yang hanya diperuntukkan bagi hamba-hambaNya
yang sholeh. Ilmu yang bermanfaat ini hanya bisa didapatkan dengan enam
syarat yang harus dipenuhi. enam syarat tersebut antara lain :
1. Cerdas
Kemampuan
menangkap ilmu dalam hal ini bukan hanya IQ yang harus tinggi, walaupun dalam
mencari ilmu IQ yang tinggi sangat menentukan sekali, asalkan akalnya mampu
menangkap ilmu. hal tersebut sudah dapat memenuhi syarat pertama ini. Hal ini
tentu sangatlah berbeda dengan orang gila atau orang idiot yang akalnya memang
tidak dapat menerima atau menangkap ilmu sehingga sulitlah untuk mendapat ilmu
bermanfaat. Namun perlu diingat bahwa kecerdasan adalah bukan sesuatu yang
tidak bisa meningkat, seperti halnya sebuah perumpamaan bahwasanya akal kita
laksana pedang, semakin sering diasah dan dipergunakan maka pedang semakin
tajam dan mengkilap, namun ketika dibiarkan begitu saja maka yang terjadi
pedang tersbut akan tajam dan tumpul. Seperti itulah akal kita, semakin sering
digunakan untuk berpikir dan mengaji maka akal kita akan semakin tajam daya
tangkapnya, namun jika dibiarkan saja maka akan tumpul alias tidak akan mampu
menerima ilmu apapun juga
2. Semangat
Bersungguh-sungguh
dengan ketekunan, mencari ilmu tanpa rasa semangat dan ketekunan tidak akan
menghasilkan apa-apa. Terlebih ilmu agama yang tidak mudah bisa didapatkan di
zaman modern ini, sehingga hanya sedikit orang yang berhasil. Kenapa hal
tersebut bisa terjadi? Hal ini dikarenakan mencari ilmu itu sulit, apa yang
kemarin dipelajari/dihafalkan belum tentu sekarang masih hafal. Padahal apa
yang kemarin dipelajari masih berhubungan dengan pelajaran hari ini. Pada
akhirnya pelajaran hari ini menjadi berantakan karena apa yg kita dapat kemarin
telah hilang. Kesimpulannya, tanpa semangat dan ketekunan sangta sulit kita
mendapatkan apa yang seharusnya kita dapatkan tholabul 'ilmi.
3. Sabar
Orang yang
mencari ilmu adalah orang yang mencari jalan lurus menuju penciptanya, oleh
karena itu syetan sangat membencinya dan berusaha menggoda mereka agar gagal
dalam mendapatkan ilmu tersebut yang pada akhirnya apa yang dikehendaki oleh
syetan yakni tidak ada lagi orang yang mencari ilmu, mengajarkan bagaimana cara
beribadah serta menasehati agar tidak tergelincir kepada kemaksiatan.
4. Biaya
Orang yang
mencari ilmu perlu biaya seperti halnya setiap manusia yang memerlukannya, tapi
jangan di artikan harus punya uang apalagi uang yang banyak, biaya disini hanya
kebutuhan kita makan minum sandang dan papan secukupnya, tidak harus merupakan
bekal materi. Dalam sejarah kepesantrenan dari zaman sahabat nabi sampai zaman
ulama terkemuka kebanyakan para santrinya adalah orang-orang yang tidak mampu,
seperti Abu hurairoh sahabat Nabi seorang perawi hadist terbanyak adalah orang
yang sangat fakir, Imam Syafi'i adalah seorang yatim yang papa, dan banyak lagi
kasus lainnya. Biaya disini bisa dengan mencari sambil khidmah atau bekerja
yang tidak mengganggu belajar.
5. Petunjuk Ustadz
Orang yang
mencari ilmu harus digurukan tidak boleh dengan belajar sendiri. Ilmu agama
adalah warisan para nabi bukan barang hilang yang bisa di cari di kitab-kitab,
dalam sebuah riwayat (saya tidak tahu apakah ini hadis atau sekedar kata-kata
ulama). Barang siapa belajar tanpa guru maka gurunya adalah syetan, dan ada
pula riwayat لو لا السند لقال من قال بماشاء artinya : "andai tidak ada sanad [pertalian murid dan
guru] maka akan berkata orang yang berkata[tentang agama] sekehendak
hatinya". Kita bisa melihat sejarah penurunan wahyu dan penyampaiannya
kepada para sahabat, betapa Nabi setiap bulan puasa menyimakkan Al-Qur'an
kepada jibril dan sebaliknya, kemudian Nabi menyampaikan kepada para sahabat,
sahabat menyampaikan kepada para tabi'in, lalu para tabi'in menyampaikan pada
tabi'i at-tabi'in dan seterusnya kepada ulama salaf, lalu ulama kholaf, lalu
ulama mutaqoddimin lalu ulama muta'akhirin dan seterusnya sampai pada umat
sekarang ini, jadi ilmu yang kita terima sekarang ini adalah ilmu yang
bersambung sampai Nabi dan sampai kepada Allah subhanahu wa ta'ala, jadi sangat
jelas sekali bahwa orang yang belajar harus lewat bimbingan guru yang bisa
menunjukkan apa yang dikehendaki oleh sebuah pernyataan dalam sebuah ayat atau
hadist.
6. Lama
Orang
belajar perlu waktu yang lama. Lama disini bukan berarti tanpa target, sebab
orang belajar harus punya target. Tanpa target akan hampa dan malaslah kita
belajar
Sumber : Kitab " ألالا "
0 komentar:
Posting Komentar