Pages

Minggu, 26 Februari 2012

AL QUR'AN BERBICARA TENTANG ASTRONOMI

Oleh : Abdullah Al Rehaili
AIlah telah membuat kejelasan kepada kita dalam kitab-Nya yang telah diwahyukan sebagai sebuah ingatan untuk seluruh dunia.
"Al-Quran ini tidak lain hanyalah peringatan bagi semesta alam. Dan sesungguhnya kamu akan mengetahui (kebenaran) berita al-Quran setelah beberapa wahyu lagi. " (QS Shaad: 87 - 88)
Oleh karena itu, dengan demikian al-Quran sebagai pengingat untuk seluruh umat manusia sampai hari akhir. Di dalamnya berisi keterangan penemuan manusia dalam batasan waktu. Karena, al-Quran ini diturunkan dari ilmu Allah dan setiap satu ayat itu petunjuk dari ilmu Allah yang sebagaimana difirmankan Allah:
"Tetapi Allah mengakui al-Quran yang diturunkan Nya kepadamu. Allah menurunkannya dengan ilmu Nya dan malaikat-malaikat pun menjadi saksi (pula). Cukuplah Allah yang mengakuinya. " (QS an-Nisa: 166)
Setiap satu ayat berisi pengetahuan ketuhanan, akan tetapi manusia dengan terus-menerus mengembangkannya. Dalam pencapaian tingkatan ilmiah yang lebih tinggi di bawah kedudukan kemudian manusia sanggup melihat dengan tajam ilmu ketuhanan yang terdapat dalam ayat-ayat-Nya. Dengan demikian untuk mengetahui hal itu, ayat ini telah diturunkan dari Al­lah, dengan proses yang berlanjut dari perkembangan manusia, manusia akan datang untuk menemukan petunjuk yang memungkinkannya untuk memahami ayat lain dan lain-lainnya. Pada jalan inilah manusia akan melanjutkan untuk lebih banyak memahami ayat­ayat al-Quran. Inilah sifat al-Quran yang menakjubkan.

Rabu, 22 Februari 2012

Mengenal Imam Al-Bukhari

Muhammad Ibnu Abi Hatim berkata, “Saya terilham/menghafal hadits ketika masih dalam asuhan belajar.” Lalu saya bertanya, “Umur berapakah anda pada waktu itu?” Beliau menjawab, “Sepuluh tahun atau kurang.” (Riwayat al-Farbari dari Muhammad Ibnu Abi Hatim, seorang juru tulis al-Imam al-Bukhari).
Suatu ketika al-Imam al-Bukhari tiba di Baghdad. Kehadiran beliau didengar oleh para ahlul hadits negeri itu. Maka, berkumpullah mereka untuk menguji kehebatan hafalan beliau tentang hadits.
Syahdan para ulama tersebut sengaja mengumpulkan seratus buah hadits. Susunan, urutan dan letak matan serta sanad seratus hadits tersebut sengaja dibolak-balik. Matan dari sebuah sanad diletakkan untuk sanad lain, sementara suatu sanad dari sebuah matan diletakkan untuk matan lain dan begitulah seterusnya. Seratus buah hadits itu dibagikan kepada sepuluh orang tim penguji, hingga masing-masing mendapat bagian sepuluh buah hadits.
Maka tibalah ketetapan hari yang telah disepakati. Berbondong-bondonglah para ulama dan tim penguji itu, serta para ulama dari Khurasan dan negeri-negeri lain serta penduduk Baghdad menuju tempat yang telah ditentukan.
Ketika suasana majlis telah menjadi tenang, salah seorang dari kesepuluh tim penguji mulai memberikan ujiannya. Beliau membacakan sebuah hadits yang telah dibolak-balik matan dan sanadnya kepada al-Imam al-Bukhari. Ketika ditanyakan kepada beliau, al Imam al-Bukhari menjawab, “Saya tidak kenal hadits itu.” Demikian seterusnya satu persatu dari kesepuluh hadits penguji pertama itu dibacakan, dan al-Imam al-Bukhari selalu menjawab, “Saya tidak kenal hadits itu.”
Beberapa ulama yang hadir saling berpandangan seraya bergumam, “Orang ini berarti faham.” Akan tetapi ada di kalangan mereka yang tidak mengerti, hingga menyimpulkan bahwa al-Imam al-Bukhari terbatas pengetahuannya dan lemah hafalannya.

Rabu, 08 Februari 2012

Pandangan Ilmu Pengobatan Cina Terhadap Waktu Sholat

sholat
Gerakan yang Anda selalu lakukan ketika salat, baik itu rukuk, sujud, maupun duduk merupakan gerakan yang paling proporsional bagi anatomi tubuh manusia. Bahkan dari sisi medis, salat merupakan obat dari berbagai jenis penyakit.
Ilmuwan China yang belajar Pengobatan Ilmu China pun mengungkapkan berbagai macam manfaat salat bagi kesehatan berdasarkan waktu pelaksanaannya.
Berikut penjabaran Salat dalam perspektif Pengobatan Ilmu Cina:

Kamis, 02 Februari 2012

Kehebatan Ilmuwan Islam

Peradaban Barat kerap mengklaim bahwa Philipe Pinel (1793) merupakan orang pertama yang memperkenalkan metode penyembuhan penyakit jiwa. Tak cuma itu, Barat juga menyatakan rumah sakit jiwa (RSJ) pertama di dunia adalah  Vienna's Narrenturm  yang dibangun pada tahun 1784.  Benarkah klaim peradaban Barat itu?
Klaim itu tentu sangat tak berdasar. Sebab, jauh sebelum Barat mengenal metode penyembuhan penyakit jiwa berikut tempat perawatannya, pada abad ke-8 M di Kota Baghdad. Menurut  Syed Ibrahim B PhD dalam bukunya berjudul  "Islamic Medicine: 1000 years ahead of its times", mengatakan, rumah sakit jiwa atau  insane asylums telah didirikan para dokter dan psikolog Islam  beberapa abad sebelum peradaban Barat menemukannya.
Hampir semua kota besar di dunia Islam pada era keemasan telah memiliki rumah sakit jiwa. Selain di Baghdad  ibu kota Kekhalifahan Abbasiyah   insane asylum juga terdapat di kota Fes, Maroko. Selain itu,  rumah sakit jiwa juga sudah berdiri di Kairo, Mesir  pada tahun 800 M. Pada abad ke-13 M,  kota Damaskus dan Aleppo juga telah memiliki rumah sakit jiwa.
Mari kita bandingkan dengan Inggris. Negara terkemuka di Eropa itu baru membuka rumah sakit jiwa pada t1831 M. Rumah sakit jiwa pertama di negeri Ratu Elizabeth itu adalah Middlesex County Asylum yang terletak di Hanwell sebelah barat London. Pemerintah Inggris membuka rumah sakit jiwa setelah mendapat desakan dari Middlesex County Court Judges. Setelah itu Inggris mengeluarkan Madhouse Act 1828 M.
Lalu bagaimana peradaban Islam mulai mengembangkan pengobatan kesehatan jiwa?