Sholat berjamaah di masjid adalah salah satu ciri utama masyarakat Islam. Dalam banyak ayat-Nya, Allah SWT memuji kaum muslimin yang komitmen dengan sholat berjamaah dan mencela orang yang menganggap remeh persoalan ini.
Di antara pujian Allah adalah :
1. Sholat berjamaah dijadikan salah satu indikator kesuksesan orang-orang mukmin. Allah berfirman:
"Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman (1)... Dan orang-orang yang memelihara sholatnya (9)." (QS. Al Mu'minun : 1 dan 9) 2. Sholat berjamaah adalah salah satu indikator masyarakat yang bersyukur atas kemenangan yang di anugerahkan Allah kepada mereka. Allah berfirman:
"(yaitu) orang-orang yang jika kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya mereka mendirikan sholat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat ma'ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan." (QS. Al Hajj : 41)
Orang yang melalaikan dan menganggap remeh persoalan ini digambarkan oleh Allah sebagai salah satu sifat orang munafiq. Allah berfirman :
"Dan tidak ada yang menghalangi mereka untuk diterima dari mereka nafkah-nafkahnya melainkan Karena mereka kafir kepada Allah dan RasulNya dan mereka tidak mengerjakan sembahyang, melainkan dengan malas dan tidak (pula) menafkahkan (harta) mereka, melainkan dengan rasa enggan." (QS. At Taubah : 54)
Sholat jamaah adalah sunnah agung dari Rasulullah yang tidak boleh diabaikan. Jika diabaikan bisa berdampak kepada kesesatan. Ibnu Mas'ud menggambarkan urgensi sholat jamaah sebagai berikut :
"Barangsiapa yang ingin berjumpa dengan Allah di hari esok dalam keadaan muslim hendaklah dia menjaga sholat-sholat mereka secara berjamaah di mana mereka diseru. Sesungguhnya Allah mensyariatkan kepada Nabi kalian sunnah yang agung, dan sholat berjamaah adalah diantara sunnah yang agung tersebut. Andaikan kalian sholat di rumah-rumah kalian sebagaimana orang-orang yang 'suka tertinggal' itu sholat di rumahnya, maka kalian sudah meninggalkan sunnah Nabi kalian. Jika kalian sudah meninggalkan sunnah Nabi kalian, maka kalian sudah tersesat. Tidak ada seorangpun yang berwudhu' dengan sempurna, lalu berangkat ke masjid, kecuali Allah menulis untuk setiap langkahnya satu kebaikan, mengangkatnya satu derajat, dan menggugurkan satu kesalahan. Aku menyaksikan komunitas kami, tidak ada yang meninggalkan sholat jamaah kecuali munafik yang jelas kemunafikannya. Bahkan ada orang yang datang ke masjid dengan cara dibopong oleh dua orang sampai dia sampai ke shaf (sebagai bukti kesungguhan mereka melaksanakan sunnah Rasulullah)"
Dalam hadits lain disebutkan bahwa shaf yang tidak lurus saat sholat berjamaah adalah indikator tidak beresnya barisan kaum muslimin. Rasulullah bersabda saat meluruskan shaf :
”Dari Ibnu Mas'ud RA berkata : Rasulullah SAW menarik pundak-pundak kami pada saat mulai sholat. Beliau bersabda : luruskanlah shaf dan janganlah kalian berselisih sehingga hati-hati kalian menjadi berselisih. Hendaklah berdiri di belakangku orang-orang yang berilmu, kemudian orang setelahnya, kemudian orang setelahnya. Ibnu Mas'ud berkata : "Kalian hari ini perselisihannya jauh lebih hebat"
Jika shaf yang tidak lurus saat sholat jamaah menjadi salah satu indikator adanya ketidakberesan di dalam shaf kaum muslimin, apalagi meninggalkan sholat berjamaah.
Berdasarkan pemahaman yang dalam akan syariat Islam, Al Imam Hasan Al Banna berwasiat kepada para kader dakwah untuk segera menunaikan sholat berjamaah ketika adzan sudah berkumandang.
"Dirikanlah sholat kapan saja kamu mendengar adzan, bagaimanapun kondisimu".
Diambil dari www.syariahonline.com
0 komentar:
Posting Komentar