Pages

Minggu, 28 September 2014

Adab Penuntut Ilmu (bagian 1)

Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, kita memujinya dan meminta pertolongan serta memohon ampunan kepada-Nya.
Pembaca yang budiman, tahukah anda bahwa di zaman sekarang banyak orang yang memiliki ilmu baik ilmu pengetahuan atau dalam hal agama namun sedikit sekali dari ilmu yang mereka miliki mendatangkan manfaat bagi ummat manusia. Ada orang yang mengatakan semakin tinggi sekolah seseorang semakin buruk adab dan akhlaknya, semakin kurang ajar dia, semakin berani menentang yang haq dan berbagai tindakan lain, mengapa demikian?
            Adab merupakan suatu hal yang sangat penting untuk dipelajari sebelum belajar ilmu. Ibnu Wahhab rahimahullah berkata : “Apa yang kami nukil dari adabnya Imam Malik r.a lebih banyak daripada yang kami pelajari dari ilmunya”. Murid murid Imam Malik ketika belajar kepadanya yang mereka pelajari bukan hanya ilmu melainkan juga adab. Kita tahu bahwa ilmu di zaman sekarang mudah didapat, dengan membeli buku, membuka facebook, twitter, blog, dan website-website kita sudah bisa dapatkan ilmu. Namun adab belum tentu kita dapatkan dari cara seperti diatas, itulah pentingnya menghadiri majlis para ulama'.
Beberapa adab dalam menuntut ilmu diantaranya:

1. Mengikhlaskan niat semata karena Allah azzawajalla
Ikhlas merupakan kunci kita belajar apapun. Allah subhanahu wata'ala berfirman:
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ ۚ وَذَٰلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ
Artinya :Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan    kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.(Al-Bayyinah:5)
Rasulullah bersabda : “Barangsiapa yang mencari ilmu yang semestinya mencarinya karena Allah namun tidaklah dia mencarinya karena menginginkan secuil dari pada dunia maka nanti hari kiamat dia tidak akan dapat mencium baunya surga”.(riwayat abu dawud, ibnu majah dalam mishkatul masyabih)
Hendaknya kita menuntut ilmu dengan tujuan ingin mendapatkan ridha Allah, mendapatkan ilmu, mengamalkan dan mengajarkan ilmunya serta mendatangkan manfaat untuk ummat dan kaum muslimin. Jangan sampai kita lupa bahwa manusia terbaik ialah manusia yang paling bermanfaat bagi manusia.

2. Bertaqwa kepada Allah ialah kunci ilmu-ilmu
Allah berfirman :
وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ وَيُعَلِّمُكُمُ اللَّهُ ۗ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ﴿٢٨٢
Artinya : Dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu (Al-Baqarah:282)
Takutlah kepada Allah terhadap semua perkara yang Allah perintahkan dan terhadap apa yang Allah larang terhadap kamu darinya. Definisi taqwa itu banyak, namun yang inti ialah meninggalkan segala larangan Allah dan mengerjakan perintah-Nya. Sebagaimana Allah berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَآمِنُوا بِرَسُولِهِ يُؤْتِكُمْ كِفْلَيْنِ مِنْ رَحْمَتِهِ وَيَجْعَلْ لَكُمْ نُورًا تَمْشُونَ بِهِ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ۚ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ﴿٢٨      

Artinya : Hai orang-orang yang beriman (kepada para rasul), bertakwalah kepada Allah dan berimanlah kepada Rasul-Nya, niscaya Allah memberikan rahmat-Nya kepadamu dua bagian, dan menjadikan untukmu cahaya yang dengan cahaya itu kamu dapat berjalan dan Dia mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Al-hadid: 28)
Imam As-syafi'i berkata : “Barangsiapa yang ingin Allah membuka dan memberikan cahaya dihatinya maka hendaklah dia meninggalkan berbicara yang tidak ada manfaatnya dan meninggalkan dosa dan maksiat, hendaknya diantara dia dan Allah itu ada amalan yang rahasia (tersembunyi) maka sesungguhnya jika dia telah melakukan yang disebutkan itu maka Allah akan membuka baginya ilmu yang akan menyibukkannya dari yang lainnya dan sesungguhnya didalam kematian itu pasti banyak sekali kesibukan”.

Referensi : buku : an-nubaz fi tullabil ilmi karya Dr.syeikh hamd bin ibrohim al usman 

0 komentar:

Posting Komentar