Pages

Minggu, 16 November 2014

Jurus Jitu menjadi Mahasiswa Muslim Berprestasi Sembari Berdakwah

Oleh    : Bapak Soehardjoepri
Pada    :15.45 / Kamis, 16 Oktober 2014
Bertempat di Plasa Matematika ITS Surabaya


Detik demi detik tak terasa bagai tetesan embun yang menetes di pagi hari, begitulah kira-kira para mahasiswa muslim matematika berbondong-bondong menghadiri KARIM (Kajian Rutin Ibnu Muqlah) yang diadakan tepatnya di plasa matematika ITS Surabaya dengan kobaran gairah menimba ilmu penuh semangat. KARIM perdana di kepengurusan Ibnu Muqlah 2014-2015 yang dibawakan oleh bapak Soehardjoepri, salah satu dosen di jurusan Matematika ITS yang identik dengan ciri khas ke-Jember-annya dengan lugas membawakan wejangan bertema “Jurus Jitu menjadi Mahasiswa Muslim Berprestasi Sembari Berdakwah”.

Suguhan tentang ajaran Islam, Beliau berikan sebagai pembuka. Islam adalah agama yang Rahmatan lil ‘Alamiin. Islam tidak mengajarkan kita kebodohan dan tidak pula membuat kita menjadi bodoh. Dalam Islam, kita mengenal 4 sifat Rasulullah Muhammad SAW yaitu shiddiq, amanah, tabligh dan fathonah. Keempat sifat Rasul tersebut mencerminkan betapa indahnya Islam mengajarkan kita mencapai kesuksesan dalam kehidupan.

Dalam kehidupan, kesuksesan yang hakiki dapat dirasakan jika 3 aspek yaitu hati, ilmu dan harta terpenuhi. Namun dari ketiganya harus disertai adanya DUIT (Do’a, Usaha, Ikhtiar (keniatan), dan Tawakkal). Kesuksesan hati dapat diraih dengan segala hal yang berkaitan dengan spiritualisme seperti masalah aqidah, akhlak dan sebagainya. Kesuksesan Ilmu dapat dirasakan jika ilmu yang kita dapatkan dapat bermanfaat baik untuk diri kita maupun untuk orang lain. Pada dasarnya setiap ilmu itu memiliki manfaat, hanya saja yang membedakan adalah letak memanfaatkan ilmu yang didapat tersebut. Sebagai contoh misalnya ilmu matematika. Matematika banyak tersebar di mana pun. Prospek kerja dari para lulusan matematika banyak ditemukan di berbagai kalangan lapangan pekerjaan dan posisi jabatan yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut dapat terjadi karena beberapa faktor yang ada, diantaranya sifat unik, terampil, prestatif, dan kompeten.

Keunikan dari seseorang dapat mempengaruhi posisi dalam kehidupan. Namun setiap orang memiliki keunikan tersendiri yang dapat membedakan antara orang yang satu dengan orang yang lain. Faktor kedua yaitu terampil. Terampil yang dimaksud adalah tampil dalam mengimplementasikan karakter diri dengan keempat sifat Rasul yaitu shiddiq (jujur), amanah (dapat dipercaya), tabligh (menyampaikan dalam artian bersifat terbuka) dan fathonah (cerdas). Selanjutnya yaitu faktor prestasi dan kompeten. Seseorang yang berkompeten pastilah dia memiliki gambaran dan keinginan yang telah terencana dalam hidupnya ke depan. Sebagai contoh yaitu dalam mempersiapkan ASEAN Economic Community yang biasa kita kenal dengan sebutan AEC yang akan dihelat pada tahun 2015 mendatang. Negara Thailand, Filipina dan negara-negara di Asia Tenggara lainnya telah belajar Bahasa Indonesia sejak tercetusnya perjanjian terkait AEC pada Konferensi Bali tahun 2003silam.

Kesuksesan yang ketiga yaitu kesuksesan harta. Kesuksesan harta dapat dirasakan jika apa-apa yang menjadi keinginan di dunia ini terpenuhi. Keinginan menjadi orang kaya raya, kaya kerja dan kaya harta. Setidaknya kita sebagai mahasiswa janganlah menjadi mahasiswa pengemis modern. Sedari muda sembari menuntut ilmu hendaknya belajar berbisnis secara Islami sebagai bekal ke depan untuk mempersiapkan diri hidup secara mandiri. Gambaran  cara bisnis layaknya kuadran ESBI. 

B
I
E
S








E = Employer (pegawai)
     Berada di kuadran III, posisi sangat tidak menguntungkan. Ordinat dan absis bernilai negatif. Realita dalam kehidupan, pegawai memiliki posisi kerja paling berat namun gaji paling sedikit yang diperoleh.

S = SelfBussines
     Berada di kuadran IV, posisi sedikit menguntungkan. Ordinat negatif dan absis positif. Realita dalam kehidupan, gaji SelfBussines tidak menentu jumlahnya. SelfBussines memiliki pekerjaan sendiri, tidak memiliki keterikatan kerja dengan orang lain tetapi menjadikan orang lain sebagai pengguna jasa atau sebagai konsumen produk.

B = BussinesMaker
     Berada di kuadran II, memiliki posisi lebih baik dari pada Employer dan SelfBussines. Ordinat positif dan absis negatif. Realita dalam kehidupan, BussinesMaker memiliki nilai positif vertikal yang menunjukkan sikap positif kepada sang pencipta.BussinesMakermengurangi jumlah pengangguran, dia membuka pekerjaan untuk para Employer. Absis negatif seolah menandakan bahwa BussinesMaker lebih mengambil manfaat jasa dari pekerja bawahannya (Employer).

I = Investor
     Berada di kuadran I, menandakan posisi istimewa dengan ordinat dan absis positif. Investor menerapkan to get to give (menerima-memberi). Dalam agama Islam, Investor seakan menerapkan ajaran Islam yaitu tangan di atas lebih baik dari pada tangan di bawah.

Namun, bagaimana pun jenis bisnisnya tetaplah semua adalah rezeki dari Allah. Rezeki yang mengalir karena kesuksesan hati dan kesuksesan ilmu. Patutlah kita bersyukur dengan apa-apa yang telah Allah takdirkan dan Allah berikan kepada kita. Nasib dalam hidup itu adalah pilihan. Akan tetapi, dari nasib yang kita pilih itulah yang namanya takdir.

Pesan bapak Soehardjoepri sebagai penutup KARIM hari ini pada jam 17.07 yaitu ketika bangun dari tidur usahakan :
1.      Berdo’a kepada Allah setidaknya bacalah hamdalah;
2.      Minum air putih untuk menjaga stabilitas kesehatan;
3.      Teriakkanlah dalam hati :
ü  Kalau bukan saya, siapa lagi yang merubah dunia ini;
ü  Kalau bukan sekarang, kapan lagi saya merubah dunia ini;
ü  Now or Never.

Bersemangatlah menuntut ilmu seperti layaknya lilin yang rela menetes demi terciptanya nyala untuk menerangi kegelapan. Demikianlah pesan Beliau, walau tak banyak wejanganyang Beliau berikan, namun kita dapat memetik banyak ilmu dari yang Beliau sampaikan. Semoga Allah selalu memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita sehingga kenikmatan Iman, Islam dan Ihsan kita tetap terjaga dalam hati kita. Dan semoga KARIM hari ini dapat bermanfaat untuk kita semua. Aamiin yaa Robbal ‘Alamiin... (nq)

0 komentar:

Posting Komentar