Oleh : Bapak Soehardjoepri
Pada :15.45 / Kamis, 16
Oktober 2014
Bertempat di Plasa Matematika ITS Surabaya
Detik demi detik tak terasa bagai tetesan embun yang menetes di
pagi hari, begitulah kira-kira para mahasiswa muslim matematika
berbondong-bondong menghadiri KARIM (Kajian Rutin Ibnu Muqlah) yang diadakan
tepatnya di plasa matematika ITS Surabaya dengan kobaran gairah menimba ilmu
penuh semangat. KARIM perdana di kepengurusan Ibnu Muqlah 2014-2015 yang
dibawakan oleh bapak Soehardjoepri, salah satu dosen di jurusan Matematika ITS
yang identik dengan ciri khas ke-Jember-annya dengan lugas membawakan wejangan
bertema “Jurus Jitu menjadi Mahasiswa Muslim Berprestasi Sembari Berdakwah”.
Suguhan tentang ajaran Islam, Beliau berikan sebagai pembuka. Islam adalah agama yang Rahmatan lil ‘Alamiin. Islam tidak mengajarkan kita kebodohan dan tidak pula membuat kita menjadi bodoh. Dalam Islam, kita mengenal 4 sifat Rasulullah Muhammad SAW yaitu shiddiq, amanah, tabligh dan fathonah. Keempat sifat Rasul tersebut mencerminkan betapa indahnya Islam mengajarkan kita mencapai kesuksesan dalam kehidupan.
Dalam kehidupan, kesuksesan yang hakiki dapat dirasakan jika 3
aspek yaitu hati, ilmu dan harta terpenuhi. Namun dari ketiganya harus disertai
adanya DUIT (Do’a, Usaha, Ikhtiar (keniatan), dan Tawakkal). Kesuksesan hati
dapat diraih dengan segala hal yang berkaitan dengan spiritualisme seperti
masalah aqidah, akhlak dan sebagainya. Kesuksesan Ilmu dapat dirasakan jika
ilmu yang kita dapatkan dapat bermanfaat baik untuk diri kita maupun untuk orang
lain. Pada dasarnya setiap ilmu itu memiliki manfaat, hanya saja yang
membedakan adalah letak memanfaatkan ilmu yang didapat tersebut. Sebagai contoh
misalnya ilmu matematika. Matematika banyak tersebar di mana pun. Prospek kerja
dari para lulusan matematika banyak ditemukan di berbagai kalangan lapangan
pekerjaan dan posisi jabatan yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut dapat
terjadi karena beberapa faktor yang ada, diantaranya sifat unik, terampil,
prestatif, dan kompeten.
Keunikan dari seseorang dapat mempengaruhi posisi dalam kehidupan.
Namun setiap orang memiliki keunikan tersendiri yang dapat membedakan antara
orang yang satu dengan orang yang lain. Faktor kedua yaitu terampil. Terampil
yang dimaksud adalah tampil dalam mengimplementasikan karakter diri dengan
keempat sifat Rasul yaitu shiddiq (jujur), amanah (dapat
dipercaya), tabligh (menyampaikan dalam artian bersifat terbuka) dan fathonah
(cerdas). Selanjutnya yaitu faktor prestasi dan kompeten. Seseorang yang
berkompeten pastilah dia memiliki gambaran dan keinginan yang telah terencana
dalam hidupnya ke depan. Sebagai contoh yaitu dalam mempersiapkan ASEAN Economic
Community yang biasa kita kenal dengan sebutan AEC yang akan dihelat pada
tahun 2015 mendatang. Negara Thailand, Filipina dan negara-negara di Asia
Tenggara lainnya telah belajar Bahasa Indonesia sejak tercetusnya perjanjian
terkait AEC pada Konferensi Bali tahun 2003silam.
Kesuksesan yang ketiga yaitu kesuksesan harta. Kesuksesan harta
dapat dirasakan jika apa-apa yang menjadi keinginan di dunia ini terpenuhi.
Keinginan menjadi orang kaya raya, kaya kerja dan kaya harta. Setidaknya kita
sebagai mahasiswa janganlah menjadi mahasiswa pengemis modern. Sedari muda
sembari menuntut ilmu hendaknya belajar berbisnis secara Islami sebagai bekal
ke depan untuk mempersiapkan diri hidup secara mandiri. Gambaran cara bisnis layaknya kuadran ESBI.
E = Employer (pegawai)
B
|
I
|
E
|
S
|
E = Employer (pegawai)
Berada di kuadran III,
posisi sangat tidak menguntungkan. Ordinat dan absis bernilai negatif. Realita
dalam kehidupan, pegawai memiliki posisi kerja paling berat namun gaji paling
sedikit yang diperoleh.
S = SelfBussines
Berada di kuadran IV,
posisi sedikit menguntungkan. Ordinat negatif dan absis positif. Realita dalam
kehidupan, gaji SelfBussines tidak menentu jumlahnya. SelfBussines
memiliki pekerjaan sendiri, tidak memiliki keterikatan kerja dengan orang lain tetapi
menjadikan orang lain sebagai pengguna jasa atau sebagai konsumen produk.
B = BussinesMaker
Berada di kuadran II,
memiliki posisi lebih baik dari pada Employer dan SelfBussines.
Ordinat positif dan absis negatif. Realita dalam kehidupan, BussinesMaker
memiliki nilai positif vertikal yang menunjukkan sikap positif kepada sang
pencipta.BussinesMakermengurangi jumlah pengangguran, dia membuka
pekerjaan untuk para Employer. Absis negatif seolah menandakan bahwa BussinesMaker
lebih mengambil manfaat jasa dari pekerja bawahannya (Employer).
I = Investor
Berada di kuadran I,
menandakan posisi istimewa dengan ordinat dan absis positif. Investor
menerapkan to get to give (menerima-memberi). Dalam agama Islam, Investor
seakan menerapkan ajaran Islam yaitu tangan di atas lebih baik dari pada tangan
di bawah.
Namun, bagaimana pun jenis bisnisnya tetaplah semua adalah rezeki
dari Allah. Rezeki yang mengalir karena kesuksesan hati dan kesuksesan ilmu.
Patutlah kita bersyukur dengan apa-apa yang telah Allah takdirkan dan Allah
berikan kepada kita. Nasib dalam hidup itu adalah pilihan. Akan tetapi, dari
nasib yang kita pilih itulah yang namanya takdir.
Pesan bapak Soehardjoepri sebagai penutup KARIM hari ini pada jam
17.07 yaitu ketika bangun dari tidur usahakan :
1.
Berdo’a kepada
Allah setidaknya bacalah hamdalah;
2.
Minum air putih
untuk menjaga stabilitas kesehatan;
3.
Teriakkanlah
dalam hati :
ü
Kalau bukan
saya, siapa lagi yang merubah dunia ini;
ü
Kalau bukan
sekarang, kapan lagi saya merubah dunia ini;
ü Now or Never.
Bersemangatlah menuntut ilmu seperti layaknya lilin yang rela
menetes demi terciptanya nyala untuk menerangi kegelapan. Demikianlah pesan
Beliau, walau tak banyak wejanganyang Beliau berikan, namun kita dapat
memetik banyak ilmu dari yang Beliau sampaikan. Semoga Allah selalu memberikan
Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita sehingga kenikmatan Iman, Islam dan
Ihsan kita tetap terjaga dalam hati kita. Dan semoga KARIM hari ini dapat
bermanfaat untuk kita semua. Aamiin yaa Robbal ‘Alamiin... (nq)
0 komentar:
Posting Komentar