Sumur Zam-zam yang sekarang ini kita kenal adalah sumur yang digali oleh Abdul Muthalib kakeknya Nabi Muhammad. Sehingga saat ini, dari “ilmu persumuran” maka sumur Zam-zam termasuk kategori sumur gali atau dug water well.
Awal muasal dimulai dengan salah satu wanita terhormat sepanjang masa, Hajar. Ibunda Nabi Ismail adalah wanita yang pertama memakai minthaq (ikat pinggang berekor). Beliau memakainya dengan tujuan untuk menghilangkan jejaknya dari Sarah. Nabi Ibrahim membawa Hajar dan anaknya, Ismail yang masih dalam usia menyusu ke tempat yang agak tinggi di pinggir mesjid dekat Baitullah persisnya di atas Zamzam. Ketika itu di Mekah belum ada orang dan tidak ada air. Ibrahim menempatkan mereka berdua di sana dan meninggalkan sekantong kurma dan sekantong air untuk mereka. Nabi Ibrahim pergi meninggalkan mereka berdua. Tiba-tiba Hajar mengikutinya dan berkata, “Mau ke manakah engkau wahai Ibrahim? Kau tinggalkan kami di lembah yang tidak ada manusia dan tidak ada sesuatupun?” Pertanyaan itu terus diulang-ulang, tapi Ibrahim tidak menoleh dan tidak pula menjawab. Lalu Hajar bertanya, “Apakah Allah yang menyuruhmu berbuat demikian?” Ibrahim menjawab, “Ya.” Hajar berkata, “Kalau memang begitu kami tidak keberatan.”
Kemudian Hajar kembali dan Ibrahim meneruskan langkahnya, sampai di atas bukit, di mana keluarganya tidak dapat melihatnya lagi, beliau menghadap ke arah Baitullah, lalu mengangkat kedua tangannya seraya berdoa, “Ya Tuhan kami! Sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah-Mu (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami! semoga saja mereka tetap mendirikan salat, jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan berilah mereka rezki dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.”
Ibunda Ismail minum dari kantong air untuk menyusukan anaknya, sampai suatu ketika air itupun habis dan anaknya kehausan. Dia melihat anaknya dengan penuh cemas, lalu dia pergi meninggalkannya karena tidak tega melihatnya kehausan. Dia pergi menuju bukit terdekat, yaitu bukit Safa lalu berdiri di atasnya dan memandang ke arah lembah di sekelilingnya apakah ada orang? Ternyata tidak ada. Dia turun melewati lembah sampai ke bukit Marwah, dia berdiri di atasnya dan memandang apakah ada orang? Ternyata tidak ada. Dia melakukan demikian sebanyak tujuh kali.
Ketika berada di atas bukit Marwah dia mendengar ada suara, dia berkata kepada dirinya sendiri, “Diam!” Setelah diperhatikannya betul-betul ternyata memang dia mendengar suara, kemudian dia berkata, “Aku telah mendengar, apakah di sana ada air?” Tiba-tiba dia melihat ada seorang malaikat dekat sumur Zamzam. Dia mengorek-orek tanah sampai tampak ada air yang bersumber dari bawah, lalu ia menciduk dengan tangannya dan dimasukkan ke dalam tempat air, setelah diciduk air tersebut justru malah memancar. Dia minum air tersebut dan menyusukan putranya, Ismail, lalu malaikat tersebut berkata kepadanya, “Jangan takut terlantar, sesungguhnya di sinilah Baitullah yang akan dibangun oleh anak ini (Ismail) bersama ayahnya, dan sesungguhnya Allah tidak akan menerlantarkan kekasihnya.” Tidak lama kemudian datanglah orang-orang dan mereka turun di lembah Makkah, mereka melihat burung yang menjijikkan dan mereka berkata, “Burung ini berputar-putar di sekitar air, kami yakin di lembah ini ada air,” lalu mereka mengirim utusan, ternyata mereka mendapatkan air, mereka kembali dan memberitahukan kepada orang-orang yang mengutus mereka tentang adanya air, maka merekapun mendatanginya, dan meminta izin dari Ummu Ismail bahwa mereka akan mampir ke sana, diapun mempersilahkan dengan syarat bahwa mereka tidak berhak memiliki (sumber) air tersebut, merekapun setuju.
Kemudian Hajar kembali dan Ibrahim meneruskan langkahnya, sampai di atas bukit, di mana keluarganya tidak dapat melihatnya lagi, beliau menghadap ke arah Baitullah, lalu mengangkat kedua tangannya seraya berdoa, “Ya Tuhan kami! Sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah-Mu (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami! semoga saja mereka tetap mendirikan salat, jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan berilah mereka rezki dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.”
Ibunda Ismail minum dari kantong air untuk menyusukan anaknya, sampai suatu ketika air itupun habis dan anaknya kehausan. Dia melihat anaknya dengan penuh cemas, lalu dia pergi meninggalkannya karena tidak tega melihatnya kehausan. Dia pergi menuju bukit terdekat, yaitu bukit Safa lalu berdiri di atasnya dan memandang ke arah lembah di sekelilingnya apakah ada orang? Ternyata tidak ada. Dia turun melewati lembah sampai ke bukit Marwah, dia berdiri di atasnya dan memandang apakah ada orang? Ternyata tidak ada. Dia melakukan demikian sebanyak tujuh kali.
Ketika berada di atas bukit Marwah dia mendengar ada suara, dia berkata kepada dirinya sendiri, “Diam!” Setelah diperhatikannya betul-betul ternyata memang dia mendengar suara, kemudian dia berkata, “Aku telah mendengar, apakah di sana ada air?” Tiba-tiba dia melihat ada seorang malaikat dekat sumur Zamzam. Dia mengorek-orek tanah sampai tampak ada air yang bersumber dari bawah, lalu ia menciduk dengan tangannya dan dimasukkan ke dalam tempat air, setelah diciduk air tersebut justru malah memancar. Dia minum air tersebut dan menyusukan putranya, Ismail, lalu malaikat tersebut berkata kepadanya, “Jangan takut terlantar, sesungguhnya di sinilah Baitullah yang akan dibangun oleh anak ini (Ismail) bersama ayahnya, dan sesungguhnya Allah tidak akan menerlantarkan kekasihnya.” Tidak lama kemudian datanglah orang-orang dan mereka turun di lembah Makkah, mereka melihat burung yang menjijikkan dan mereka berkata, “Burung ini berputar-putar di sekitar air, kami yakin di lembah ini ada air,” lalu mereka mengirim utusan, ternyata mereka mendapatkan air, mereka kembali dan memberitahukan kepada orang-orang yang mengutus mereka tentang adanya air, maka merekapun mendatanginya, dan meminta izin dari Ummu Ismail bahwa mereka akan mampir ke sana, diapun mempersilahkan dengan syarat bahwa mereka tidak berhak memiliki (sumber) air tersebut, merekapun setuju.
Penemuan kembali air Zam-Zam
Air zam-zam pernah lama dikubur dengan sengaja oleh suku Jurhum yang pernah terusir dari kota Mekkah. dan air zam-zam itupun terkubur untuk waktu yang begitu lama hingga ditemukan kembali oleh Abdul Muthalib. ketika Abdul Muthalib sedang tidur di Hijr Ismail., dan mendengar suara yang menyerukan menggali tanah." Galilah thayyibah ( yang baik ) "
" yang baik yang mana ? " tanyanya.
Esoknya, ketika tidur ditempat yang sama, ia kembali mendenagr suara yang sama, menyuruhnya menggali barrah ( yang baik ) ? ". ia bertanya " benda yang baik yang mana ?" lalu dia pergi.
Keesokan harinya, ketika tidur ditempat yang sama di Hijr Ismail, Abdul Muthalib mendengar lagi suara yang sama, menyuruhnya menggali maah munnah ( sesuatu yang berharga ). ia bertanya " benda baik yang mana ? ". Akhirnya dihari yang keempat dikatakan padanya " Galilah ZAm-Zam !". Abdul Muthalib bertanya " Apa itu Zam-Zam ?". ia mendapat Jawaban " Air yang tidak kering dan tidak meluap, yang dengannya engkau memberi minum para haji. Dia terletak diantara tahi binatang dan darah, berada dipatukan gagak yang hitam, berada disarang semut ".
Sesaat Abdul Muthalib bingung dengan tempatnya tersebut, sampai akhirnya ada kejelasan dengan melihat kejadian yang diisyaratkan kepadanya. Ia pun bergegas menggalinya. lalu ada orang-orang Quraisy bertanya kepadanya, " Apa yang engkau lakukan , hai Abdul Muthalib ? "
Dia menjawab, " Aku diperintahkan menggali zam-zam ", sampai akhirnya ia beserta anaknya , Harits mendapatkan apa yang diisyaratkan dalam mimpinya, menggali kembali sumur zam-zam yang telah lama dikubur dengan sengaja oleh suku Jurhum, tatkala mereka terusir dari kota Mekkah.
Keutamaan dan khasiat air zam-zam
Air zam-zam memiliki keutamaan dan khasiat seperti yang dijelaskan Rasullulah sallallahu wa salam dan para ulama yang disampaikan dengan beberapa dalil-dalil yang menunjukkan keutamaan air zam-zam diantaranya :
1. Dari Jabir dan Ibnu 'Abbas, Rasulullah sallallahu wa salam bersabda, " Air zam-zam tergantung niat orang yang meminumnya ".
2. Ibnu Taimiyyah berkata : ' Seseorang disunnahkan untuk meminum air zam-zam sampai benar-benar kenyang, dan berdo'a ketika meminumnya dengan doa-doa yang dikehendakinya. Tidak disunnahkan mandi dengannya ( menggunakan air zam-zam ).
3. Dari Ibnu 'Abbas , Rasulullah sallallahu 'alaihi wa salam bersabda " Sebaik-baik air yang terdapat di muka bumi adalah zam-zam. didalamnya terdapat makanan yang mengenyangkan dan penawar penyakit ".
4. Dari Hammam, dari Abi Jamrah ad-Duba'i, ia berkata : " Aku duduk bersama 'Ibnu 'Abbas di Mekkah, tatkala demam menyerangku. 'Ibnu 'Abbas mengatakan, " Sesungguhnya demam adalah dari panas Neraka Jahannam, maka dinginkanlah dengan air atau air zam-zam. "
( HR. Bukhari )
Demikianlah penjelasan singkat tentang air zam- zam. Rasululullah sallallahu 'alaihi wa salam telah memberitahukan kepada kita dan membenarkahn khasiat dan keutamaan air yang tidak pernah kering tersebut, meskipun setiap hari diambil diambil oleh banyak manusia. Dengan mengetahui secara sepintas air zam-zam ini, maka hendaknya dapat meningkatkan dan memperkuat sandaran dan ketergantungan kita kepada Allah. yang Maha Penguasa, Tuhan Semesta Alam. wallahu a'lam.
Ilmiah
Sumur ini memiliki kedalaman sekitar 30.5 hingga 13.5 meter teratas menembus lapisan alluvium Wadi Ibrahim. Lapisan ini merupakan lapisan pasir yang sangat berpori. Lapisan ini berisi batupasir hasil transportasi dari lain tempat. Mungkin saja dahulu ada lembah yang dialiri sungai yang saat ini sudah kering. Atau dapat pula merupakan dataran rendah hasil runtuhan atau penumpukan hasil pelapukan batuan yang lebih tinggi topografinya.
Dibawah lapisan alluvial Wadi Ibrahim ini terdapat setengah meter lapisan yang sangat lulus air. Lapisan yang sangat lulus air inilah yang merupakan tempat utama keluarnya air-air di sumur Zam-zam. Kedalaman 17 meter kebawah selanjutnya, sumur ini menembus lapisan batuan keras yang berupa batuan beku diorit. Batuan beku jenis ini memang agak jarang dijumpai di Indonesia atau di Jawa, tetapi sangat banyak dijumpai di Jazirah Arab. Pada bagian atas batuan ini dijumpai rekahan-rekahan yang juga memiliki kandungan air. Dulu ada yang menduga retakan ini menuju laut Merah. Tapi belum laporan geologi yang menunjukkan hal itu.
Dari uji pemompaan sumur ini mampu mengalirkan air sebesar 11 – 18.5 liter/detik, hingga permenit dapat mencapai 660 liter/menit atau 40 000 liter per jam. Celah-celah atau rekahan ini salah satu yang mengeluarkan air cukup banyak. Ada celah yang memanjang kearah hajar Aswad dengan panjang 75cm denga ketinggian 30 cm, juga beberapa celah kecil kearah Shaffa dan Marwa.
Keterangan geometris lainnya, celah sumur dibawah tempat Thawaf 1.56 m, kedalaman total dari bibir sumur 30 m, kedalaman air dari bibir sumur 4 m, kedalaman mata air 13 m. Dari mata air sampai dasar sumur 17 m, dan diameter sumur berkisar antara 1.46 hingga 2.66 meter.
Kandungan
Elemen-elemen kimiawi yang terkandng dalam air Zamzam dapat dikelompokkan menjadi beberapa bagian:
Pertama, positive ions seperti misal sodium (250 mg per litre), calcium (200 mg per litre), potassium (20 mg per litre), dan magnesium (50 mg per litre).
Kedua, negative ions misalnya sulphur (372 mg per litre), bicarbonates (366 mg per litre), nitrat (273 mg per litre), phosphat (0.25 mg per litre) and ammonia (6 mg per litre). Kandungan-kandungan elemen-elemen kimiawi inilah yang menjadikan rasa dari air Zamzam sangat khas dan dipercaya dapat memberikan khasiat khusus. Air yang sudah siap saji yang bertebaran disekitar Masjidil Haram dan Masjid Nabawi di Madinah merupakan air yang sudah diproses sehingga sangat aman dan segar diminum, ada yang sudah didinginkan dan ada yang sejuk. Konon prosesnya higienisasi ini tidak menggunakan proses kimiawi untuk menghindari perubahan rasa dan kandungan air ini.Diambil dari : http://tenribualapangka.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar