By : DPP IM 14/15
Bulan
Ramadhan adalah bulan Alquran, maka dari itu hendaknya seorang muslim
memberikan porsi perhatian yang lebih terhadap Alquran di bulan ini. Mengenai
keutamaan membaca Alquran Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman:
“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca
kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian dari rezeki yang
Kami berikan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu
mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, Agar Allah menyempurnakan
kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya.
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.” (QS. Faathir:
29-30)
Syaikh Ibnu ‘Utsaimin menjelaskan bahwa membaca
kitab Allah ada dua macam:
Pertama, membaca hukmiyyah,
yakni membenarkan berita-berita yang ada dan melaksanakan hukumnya dengan
menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya.
Kedua, membaca lafzhiyyah, yakni
membaca lafaznya. Telah datang nash-nash yang cukup banyak menerangkan tentang
keutamaannya, baik membaca secara umum isi Alquran, surat tertentu maupun ayat
tertentu (lih. Majaalis Syahri Ramadhan, tentang Fadhlu tilaawatil
Qur’aan).
Keutamaan Membaca Alquran
Berikut ini akan kami sebutkan keutamaan membaca
Alquran:
1. Sebaik-baik manusia adalah orang yang
belajar Alquran dan mengajarkannya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
خَيْرُكُمْ
مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَه
“Sebaik-baik kamu adalah orang yang belajar
Alquran dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari)
Hal itu dikarenakan Alquran adalah firman Allah
Rabbul ‘aalamin. Alquran merupakan ilmu yang paling utama dan paling mulia,
oleh karena itu orang yang mempelajari dan mengajarkannya adalah orang yang
terbaik di sisi Allah Ta’ala.
2. Alquran adalah sebaik-baik ucapan
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:
“Allah telah menurunkan perkataan yang paling
baik (yaitu) Al Quran.” (QS. Az Zumar: 23)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
« أَمَّا
بَعْدُ فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ وَخَيْرُ الْهُدَى هُدَى
مُحَمَّدٍ وَشَرُّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ
»
“Amma ba’du, sesungguhnya sebaik-baik ucapan
adalah kitab Allah, sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad,
seburuk-buruk urusan adalah perbuatan yang diada-adakan (dalam agama) dan semua
bid’ah adalah sesat.” (HR. Muslim)
Imam Syafi’i dan ulama lainnya berpendapat bahwa
membaca Alquran merupakan dzikr yang paling utama.
3. Orang yang mahir membaca Alquran akan
bersama para malaikat
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
الْمَاهِرُ
بِالْقُرْآنِ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ وَالَّذِي يَقْرَأُ
الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أَجْرَانِ
“Orang yang lancar membaca Alquran akan
bersama malaikat utusan yang mulia lagi berbakti, sedangkan orang yang membaca
Alquran dengan tersendat-sendat lagi berat, maka ia akan mendapatkan dua pahala.”
(HR. Muslim)
Orang yang tersendat-sendat dalam membaca Alquran
mendapatkan dua pahala adalah hasil dari membaca Alquran dan karena telah
bersusah payah untuknya.
4. Orang yang membaca Alquran
diibaratkan seperti buah utrujjah yang luarnya wangi dan dalamnya manis.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
مَثَلُ
الْمُؤْمِنِ الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَمَثَلِ الْأُتْرُجَّةِ رِيحُهَا
طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا طَيِّبٌ وَمَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِي لَا يَقْرَأُ
الْقُرْآنَ كَمَثَلِ التَّمْرَةِ لَا رِيحَ لَهَا وَطَعْمُهَا حُلْوٌ وَمَثَلُ
الْمُنَافِقِ الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ مَثَلُ الرَّيْحَانَةِ رِيحُهَا طَيِّبٌ
وَطَعْمُهَا مُرٌّ وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِي لَا يَقْرَأُ الْقُرْآنَ
كَمَثَلِ الْحَنْظَلَةِ لَيْسَ لَهَا رِيحٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ (البخاري)
“Perumpamaan orang mukmin yang membaca
Alquran adalah seperti buah utrujjah; aromanya wangi dan rasanya enak. Orang
mukmin yang tidak membaca Alquran adalah seperti buah kurma; tidak ada
wanginya, tetapi rasanya manis. Orang munafik yang membaca Alquran adalah
seperti tumbuhan raihaanah (kemangi); aromanya wangi tetapi rasanya pahit,
sedangkan orang munafik yang tidak membaca Alquran adalah seperti tumbuhan
hanzhalah; tidak ada wanginya dan rasanya pahit.” (HR. Bukhari-Muslim)
5. Alquran akan memberi syafaat
kepada pembacanya
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
اقْرَءُوا
الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لِأَصْحَابِهِ
“Bacalah Alquran, karena ia akan datang pada hari
kiamat memberikan syafaat kepada pembacanya.” (HR. Muslim)
6. Membaca satu atau dua ayat Alquran
lebih baik daripada memperoleh satu atau dua ekor onta yang besar
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
pernah bersabda kepada para sahabat:
« أَيُّكُمْ
يُحِبُّ أَنْ يَغْدُوَ كُلَّ يَوْمٍ إِلَى بُطْحَانَ أَوْ إِلَى الْعَقِيقِ
فَيَأْتِىَ مِنْهُ بِنَاقَتَيْنِ كَوْمَاوَيْنِ فِى غَيْرِ إِثْمٍ وَلاَ قَطْعِ
رَحِمٍ » . فَقُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ نُحِبُّ ذَلِكَ . قَالَ « أَفَلاَ
يَغْدُو أَحَدُكُمْ إِلَى الْمَسْجِدِ فَيَعْلَمَ أَوْ يَقْرَأَ آيَتَيْنِ مِنْ
كِتَابِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ خَيْرٌ لَهُ مِنْ نَاقَتَيْنِ وَثَلاَثٌ خَيْرٌ
لَهُ مِنْ ثَلاَثٍ وَأَرْبَعٌ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَرْبَعٍ وَمِنْ أَعْدَادِهِنَّ
مِنَ الإِبِلِ » .
“Siapakah di antara kalian yang suka
berangkat pagi setiap hari ke Bathhan atau ‘Aqiq dan pulangnya membawa dua onta
yang besar punuknya tanpa melakukan dosa dan memutuskan tali silaturrahim?”
Para sahabat menjawab, “Wahai Rasulullah, kami suka hal itu.” Beliau bersabda:
“Tidak adakah salah seorang di antara kamu yang pergi ke masjid, lalu ia
belajar atau membaca dua ayat Alquran? Yang sesungguhnya hal itu lebih baik
daripada memperoleh dua ekor onta, tiga ayat lebih baik daripada tiga ekor
onta, empat ayat lebih baik daripada empat ekor onta dan (jika lebih) sesuai
jumlah itu dari beberapa ekor onta.” (HR. Muslim)
7. Rahmat dan ketentraman akan turun
ketika berkumpul membaca Alquran
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
مَا اجْتَمَعَ
قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوْتِ اللهِ يَتْلُوْنَ كِتَابَ اللهِ
وَيَتَدَارَسُوْنَهُ بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِيْنَةُ
وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللهُ
فِيْمَنْ عِنْدَهُ
“Tidaklah berkumpul sebuah kaum di salah satu
rumah Allah, mereka membaca kitab Allah dan mempelajarinya, kecuali akan turun
ketentraman kepada mereka, diliputi oleh rahmat, dikelilingi oleh para malaikat
dan Allah akan menyebut mereka ke hadapan makhluk di sisi-Nya.” (HR.
Muslim)
8. Karena kemuliaan Alquran, tidak pantas
bagi yang telah menghapalnya mengatakan “Saya lupa ayat ini dan itu”, tetapi
hendaknya mengatakan “Ayat ini telah terlupakan.”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
لا يقُلْ أحْدُكم
نِسيَتُ آية كَيْتَ وكيْتَ بل هو نُسِّيَ
“Janganlah salah seorang di antara kamu
berkata: “Saya lupa ayat ini dan ini”, bahkan ayat itu telah dilupakan.”
(HR. Muslim)
Syaikh Ibnu ‘Utsaimin berkata, “Hal itu karena
ucapan “saya lupa” terkesan adanya sikap tidak peduli dengan ayat Alquran yang
dihapalnya sehingga ia pun melupakannya.”
9. Membaca satu huruf Alquran akan
memperoleh sepuluh kebaikan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
مَنْ
قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ
أَمْثَالِهَا لَا أَقُولُ الم حَرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلَامٌ حَرْفٌ
وَمِيمٌ حَرْفٌ
“Barangsiapa yang membaca satu huruf dari
kitab Allah, maka ia akan mendapatkan satu kebaikan dengan huruf itu, dan satu
kebaikan akan dilipatgandakan menjadi sepuluh. Aku tidaklah mengatakan Alif
Laam Miim itu satu huruf, tetapi alif satu huruf, lam satu huruf dan Mim satu
huruf.” (HR. Tirmidzi)
10. Alquran merupakan tali Allah
Ali bin Abi Thalib berkata, “Alquran adalah
Kitabullah, di dalamnya terdapat berita generasi sebelum kalian, berita yang
akan terjadi setelah kalian dan sebagai hukum di antara kalian. Alquran adalah
keputusan yang serius bukan main-main, barangsiapa meninggalkannya dengan
sombong pasti dibinasakan Allah, barangsiapa mencari petunjuk kepada selainnya
pasti disesatkan Allah. Dialah tali Allah yang kokoh, peringatan yang
bijaksana dan jalan yang lurus. Dengan Alquran hawa nafsu tidak akan
menyeleweng dan lisan tidak akan rancu. Paraulama tidak akan merasa cukup (dalam
membacanya dan mempelajarinya), Alquran tidak akan usang karena banyak
pengulangan, dan tidak akan habis keajaibannya. Dialah Alquran, di mana jin
tidak berhenti mendengarnya sehingga mereka mengatakan; “Sungguh kami
mendengar Alquran yang penuh keajaiban, menunjukkan ke jalan lurus, maka kami
beriman kepadanya”. Barangsiapa yang berkata dengannya pasti benar,
barangsiapa beramal dengannya pasti diberi pahala, barangsiapa berhukum
dengannya pastilah adil, dan barangsiapa mengajak kepadanya pastilah ditunjuki
ke jalan yang lurus.”
11. Pembaca Alquran akan ditinggikan
derajatnya
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
يُقَالُ
لِصَاحِبِ الْقُرْآنِ اقْرَأْ وَارْتَقِ وَرَتِّلْ كَمَا كُنْتَ تُرَتِّلُ فِي
الدُّنْيَا فَإِنَّ مَنْزِلَتَكَ عِنْدَ آخِرِ آيَةٍ تَقْرَأُ بِهَا
“Akan dikatakan kepada pembaca Alquran
“Bacalah dan naiklah (ke derajat yang tinggi), serta tartilkanlah sebagaimana
kamu mentartilkannya ketika di dunia, karena kedudukanmu pada akhir ayat yang
kamu baca.” (Hasan shahih, HR. Tirmidzi)
12. Dengan Alquran, Allah meninggikan
suatu kaum dan dengannya pula Allah merendahkan suatu kaum
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
إِنَّ
اللَّهَ يَرْفَعُ بِهَذَا الْكِتَابِ أَقْوَامًا وَيَضَعُ بِهِ آخَرِينَ
“Sesungguhnya Allah meninggikan suatu kaum
karena Alquran ini dan merendahkan juga karenanya.” (HR. Muslim)
Yakni bagi orang yang mempelajari Alquran dan
mengamalkan isinya, maka Allah akan meninggikannya. Sebaliknya, bagi orang yang
mengetahuinya, namun malah mengingkarinya, maka Allah akan merendahkannya.
13. Orang yang membaca Alquran secara
terang-terangan seperti bersedekah secara terang-terangan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
اَلْجَاهِرُ
بِالْقُرْآنِ كَالْجَاهِرِ بِالصَّدَقَةِ وَ الْمُسِرُّ بِالْقُرْآنِ كَالْمُسِرِّ
بِالصَّدَقَةِ
“Orang yang membaca Alquran terang-terangan
seperti orang yang bersedekah terang-terangan, dan orang yang membaca Alquran
secara tersembunyi seperti orang yang bersedekah secara sembunyi.” (HR.
Abu Dawud, Tirmidzi dan Nasa’i, lihat Shahihul Jaami’: 3105)
Oleh karena itu, bagi orang yang khawatir riya’
lebih utama membacanya secara sembunyi. Namun jika tidak khawatir, maka lebih
utama secara terang-terangan.
14. Para penghapal Alquran dimuliakan
oleh Islam
Di antara bentuk pemuliaan Islam kepada mereka
adalah:
- Mereka lebih berhak diangkat menjadi imam
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda: “Hendaknya yang mengimami suatu kaum itu orang yang paling banyak
(hapalan) terhadap Kitab Allah Ta’ala (Alquran). Jika mereka sama dalam hapalan,
maka yang lebih mengetahui tentang sunah. Jika mereka sama dalam pengetahuannya
tentang sunah, maka yang paling terdepan hijrahnya. Jika mereka sama dalam
hijrahnya, maka yang paling terdepan masuk Islamnya –dalam riwayat lain
disebutkan “Paling tua umurnya”-, janganlah seorang mengimami orang lain dalam
wilayah kekuasaannya, dan janganlah ia duduk di tempat istimewa yang ada di
rumah orang lain kecuali dengan izinnya.” (HR. Muslim)
- Mereka lebih didahulukan dimasukkan ke dalam liang lahad, jika banyak orang yang meninggal
Pada saat perang Uhud banyak para sahabat Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam yang gugur, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam memerintahkan agar yang lebih didahulukan dimasukkan ke liang lahad
adalah para penghapal Alquran.
- Berhak mendapatkan penghormatan di masyarakat
Oleh karena itu, di zaman Umar bin Khaththab radhiallahu
‘anhu, para penghapal Alquran duduk di majlis musyawarahnya.
- Berhak diangkat menjadi pimpinan safar
Imam Tirmidzi meriwayatkan –dan dia
menghasankannya- bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah
mengirim utusan beberapa orang, lalu beliau meminta masing-masing untuk
membacakan Alquran, maka mereka pun membacakan Alquran. Ketika itu ada anak
muda yang ternyata lebih banyak hapalannya, maka Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam berkata kepadanya: “Surat apa saja yang kamu hapal,
wahai fulan?” Ia menjawab: “Saya hapal surat ini, itu dan surat Al
Baqarah.” Beliau berkata: “Apakah kamu hapal surat Al Baqarah?” Ia
menjawab: “Ya.” Maka Beliau bersabda: “Berangkatlah, kamulah ketuanya.”
Ketika itu ada seorang yang terkemuka di antara
mereka berkata: “Demi Allah, tidak ada yang menghalangiku untuk mempelajari
suratAl Baqarah selain karena khawatir tidak sanggup mengamalkannya.” Maka
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
تَعَلَّمُوا
الْقُرْآنَ، وَاقْرَأُوْهُ فَاِنَّ مَثَلُ الْقُرْآنِ لِمَنْ تَعَلَّمَهُ
فَقَرَأَهُ وَقَامَ بِهِ كَمَثَلِ جِرَابٍ مَحْشُوٍّ مِسْكًا يَفُوْحُ رِيْحُهُ
فِي كُلِّ مَكَانٍ، وَمَنْ تَعَلَّمَهُ فَيَرْقُدُ وَهُوَ فِي جَوْفِهِ كَمَثَلِ
جِرَابٍ أُوْكِىَ عَلَى مِسْكٍ
“Pelajarilah Alquran dan bacalah, karena
perumpamaan Alquran bagi orang yang mempelajarinya kemudian membacanya seperti
kantong yang penuh dengan minyak wangi, dimana wanginya semerbak ke setiap
tempat, dan perumpamaan orang yang mempelajarinya kemudian tidur (tidak
mengamalkannya) padahal Alquran ada di hatinya seperti kantong yang berisi
minyak wangi namun terikat.”
15. Tanda cinta kepada Allah adalah
mencintai Alquran
Ibnu Mas’ud berkata, “Barangsiapa yang ingin
dicintai Allah dan Rasul-Nya, maka perhatikanlah: “Jika ia mencintai Alquran,
berarti ia mencintai Allah dan Rasul-Nya.” (HR. Thabraniy dengan isnad, di mana
para perawinya tsiqah)
Utsman bin ‘Affan berkata, “Kalau sekiranya hati
kita bersih, tentu tidak akan kenyang (membaca) kitabullah.”
Marwan bin Musa
Maraaji’:
- Fadhlu tilawatil Qur’an (Syaikh Ibnu ‘Utsaimin)
- Mus-haf Ar Rusydiy
- Kedudukan Alquran di hati Muslim (M. Mu’iinudinillah, MA)
- dll.
0 komentar:
Posting Komentar