Pages

Rabu, 29 Januari 2014

Pakaian Takwa Itulah yang Terbaik

By Buletin Ibnu Muqlah

“Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. dan pakaian takwa. Itulah yang paling baik. yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah. Mudah-mudahan mereka selalu ingat.” (QS Al-A’raaf : 26)
            Dalam ayat di atas, Allah subhaanahu wa ta’ala mengibaratkan takwa sebagai sebuah pakaian. Kita semua tahu bahwa sifat pakaian itu menjadi pelindung, memberi kenyamanan pada badan, dan menghindarkan diri dari rasa malu. Pada hakikatnya tampak orang yang berpakaian lebih mulia dibandingkan mereka yang tidak berpakaian. Demikian pula takwa, orang-orang yang memakaikan dirinya pakaian takwa, ia akan terlindungi serta Allah menganugerahi ketenangan di dalam hatinya di saat orang-orang di dunia dihantui rasa ketakutan dan kekhawatiran. Selain itu orang, berpakaian takwa justru menjadikan segala ancaman sebagai bentuk kepsarahan kepada Allah.
       Takwa adalah sebuah pilihan hidup, ibarat pakaian bisa dipakai ataupun tidak. Hal ini terjadi ketika dihadapan kita ada dua ajakan yang berbeda, antara berbuat maksiat dan berbuat kebaikan, saat itu kita punya kemampuan memilih mana yang kita mau. Telah diketahui bahwa akhir dari kehidupan ini adalah kehidupan di akhirat kelak, dimana pada saat itu ada golongan yang mendapat kenikmatan surga dan golongan yang mendapatkan siksa neraka yang tak terbayangkan betapa pedihnya siksaan di kala itu. Oleh karena itu, orang-orang yang bertakwa dapat kita anggap sebagai orang yang selamat dan bahagia. Sama halnya dengan asupan 4 sehat 5 sempurna, mereka akan mendapat karunia 4 bahagia 5 selamat. Apa sajakah itu??
1.    Kemampuan membedakan (Furqan)
          Dengan takwa, Allah ta’ala akan memberikan kita furqan yaitu kemampuan yang membuat kita bisa membedakan mana yang baik dan buruk. (QS Al-Anfaal : 29)
        Al-Furqaan (kemampuan membedakan) ini sangat dibutuhkan oleh setiap manusia yang ingin hidupnya selamat di dunia dan akhirat. Sebagaimana harapan yang selalu kita baca dalam setiap sholat ”Ihdinashshiroothol Mustaqiim” (tunjukilah kami ke jalan yang lurus).
     Begitu pentingnya kemampuan menemukan jalan petunjuk, Ibnu Katsir menafsirkan ayat Ihdinasshiraatal Mustaqiim dengan berkata: “Seandainya bukan karena sedemikian besar kebutuhan hamba untuk memohon hidayah siang dan malam, niscaya Allah ta’ala tidak perlu membimbing hamba-Nya untuk melakukan ini (membaca Al Fatihah di setiap rakaat sholat).
      Sesunggunya setiap hamba membutuhkan pertolongan Allah ta’ala di sepanjang waktu dan keadaan agar petunjuk itu tetap terjaga  serta kokoh tertanam.
2.    Barakah
Barakah artinya “bertambahnya kebaikan”. Kebaikan apa saja baik urusan dunia maupun amal akhirat.
3.    Jalan keluar
Firman Allah ta’aala : ”…Barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar.”
(QS At-Tholaaq : 2)
4.    Rizki
Firman Allah ta’aala : ”…Barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberikannya rizki dari arah yang tak dia sangka…”
(QS At-Tholaaq : 2-3)
5.   Selamat Akhirat
Sebelumnya coba kita perhatikan hadits Rosulullooh shollolloohu ‘alaihi wa sallam berikut ini:
Dari Nu’man Bin Basyir rodhiyolloohu ‘anhumaa: Aku mendengar Rosulullooh shollolloohu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya seringan-ringan siksa penghuni neraka pada hari kiamat adalah seseorang yang diletakkan dibawah dua telapak kakinya dua bara api neraka sehingga mendidih otak yang ada di kepalanya(dari sebab panasnya kedua bara api neraka tersebut) Dia mengira bahwa tidak ada orang lain yang lebih dahsyat siksaan daripadanya, padahal dialah orang yang paling ringan siksanya.”(HR.Bukhari Muslim).
Siksaan yang paling ringan sebagaimana yang tergambarkan pada hadits di atas, lalu bagaimana dengan siksaan yang lebih dari itu??? Sungguh tak bisa terbayangkan bagaimana keadaan kita di masa itu.
         Oleh karena itu, keselamatan akhirat merupakan suatu karunia  terbesar yang diperoleh oleh orang-orang bertakwa. Tentunya semua orang sepakat bahwa tiba di kampung halaman dengan selamat merupakan sesuatu yang tak ternilai harganya. Terlebih lagi kampung halaman orang-orang mu’min adalah surga yang kenikmatan di dalamnya tak terbandingi oleh kenikmatan-kenikmatan yang ada di dunia.

Perintah Bertakwa Hingga Maut Menjemput

“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa kepadaNya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim.” (QS. Ali imron: 102)
             Syaikh As Sa’di rohimahullooh menjelaskan: “Ayat di atas merupakan perintah Allah untuk hamba-Nya yang beriman agar bertawa kepada-Nya dengan sebenar-benarnya takwa dan tetap bertakwa hingga akhir hayat. Barangsiapa bersungguh-sungguh terhadap sesuatu, maka ia akan meningggal di atas sesuatu itu. Maka barang siapa yang keadaannya, hidupnya dan keberadaannya terus menerus di atas takwa kepada Rabbnya dan ketaatan kepada-Nya, kematian akan menimpanya di saat seperti itu. Allah ta’ala akan mengokohkan takwa ketika kematiannya dan memberinya kematian khusnul khatimah. Takwa kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa sebagaimana yang dikatakan Ibnu Mas’ud : Allah itu ditaati tidak dimaksiati, diingat tidak dilupakan, dan disyukuri tidak dikufuri. Ayat ini menunjukkan penjelasan hak Allah ta’ala yaitu ketakwaan hamba. Adapun kewajiban hamba terhadap takwa ini, yaitu sesuai ayat: ‘bertakwalah kepada Allah semampu kalian’ dan penjelasan tentang takwa itu di dalam hati dan diaplikasikan anggota badan sangat banyak. Kesemuanya menjelaskan takwa adalah mengerjakan perintah Allah dan menjauhi segala laranganNya”.

0 komentar:

Posting Komentar