Pages

Minggu, 12 Januari 2014

Shalat Berjamaah Part 1

BULETIN DAKWAH IBNU MUQLAH  
Lembaga Dakwah Jurusan Matematika ITS

Sesungguhnya Allah Ta’ala menciptakan alam semesta tidaklah sia-sia. Di balik penciptaan tersebut, Allah memiliki maksud dan tujuan yang mulia. Allah Ta’ala berfirman :
 “Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antaranya keduanya tanpa hikmah” (QS. Shaad : 27)

Adapun hikmah dari penciptaan jin dan manusia di alam semesta ini adalah agar mereka beribadah kepada Allah dan tidak mensekutukan-Nya, sebagaimana yang tercantum dalam Al Quran :“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali agar mereka menyembah-Ku”. ( (QS. Al Dzariyat : 56)

Tidak lupa pula wasiat Allah kepada kita sebagai umat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk senantiasa mengikuti tuntunan beliau dalam segala hal, firman-Nya :
“Dan apa-apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia, dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah”.[QS. Al Hasyr : 7]
 “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri  teladan yang baik bagimu”. [QS. Al-Ahzaab: 21]
Dan Rasulullah juga telah memperingatkan agar meninggalkan segala perkara ibadah yang tidak ada contoh atau tuntunannya dari beliau, sebagaimana sabda beliau:
“Barang siapa mengamalkan suatu amalan yang tidak ada urusannya dari kami maka amal itu tertolak”. [HR. Muslim]

Itulah dua syarat yang menjadikan ibadah seseorang diterima dan diberi pahala oleh Allah, sebagaimana firman-Nya :
“Barang siapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang shaleh dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Tuhannya”. [QS. Al Kahfi : 110]

Berkata Ibnu Katsir di dalam tafsirnya : “Inilah 2 landasan amal yang diterima (dan diberi pahala oleh Allah), yaitu harus ikhlas karena Allah dan benar / sesuai dengan syari’at Rasulullah .”

Dari Abdurrahman bin Yazid, dari Salman dia berkata: “Ditanyakan kepadanya, ‘(Apakah) Nabi kalian telah mengajarkan segala sesuatu hingga tata cara buang air besar? “. ‘Abdurrahman berkata: Salman menjawab, “Ya.” (HR. Muslim no. 262)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengajarkan kepada kita perkara yang kecil seperti tata cara buang air besar, maka tentu perkara yang lebih penting -yaitu tata cara beribadah- telah diajarkan oleh beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sehingga sudah seharusnya kaum muslimin bersikap kritis terhadap ibadah yang dilakukan dengan bertanya “Adakah dalil yang memerintahkan ibadah ini?!”. Jika tidak ada dalilnya, maka tinggalkan dan jangan dilakukan.

Berikut ini kami sajikan catatan—catatan kecil berkaitan dengan Keutamaan Shalat Berjamaah dan beberapa wasiat dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Hadits Wajibnya Shalat Berjama’ah di Masjid Bagi Laki-Laki
Dari Ibnu Abbas, bahwasanya Nabi shallallaahu alaihi wasallam bersabda, 'Barangsiapa mendengar panggilan adzan namun tidak mendatanginya, maka tidak ada shalat baginya, terkecuali karena udzur (yang dibenarkan dalam agama)'. (HR. Abu Daud, Ibnu Majah dan lainnya, hadits shahih)

Pada hadits tersebut Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan “tidak ada shalat baginya”, hal ini menunjukkan wajibnya memenuhi panggilan adzan bagi setiap laki-laki yang mendengarnya, yaitu dengan mendatangi masjid untuk shalat berjama’ah.

Bagi Perempuan, Lebih Baik Shalat di dalam Rumah
Adapun untuk perempuan maka lebih baik shalat di rumahnya sendiri.

“Sebaik-baik tempat shalat bagi kaum wanita adalah bagian paling dalam (tersembunyi) dari rumahnya.” (HR. Ahmad dan Al-Baihaqi, hadits shahih)

Namun, seorang suami hendaknya tidak menghalangi istrinya yang hendak pergi ke masjid untuk ikut shalat berjama’ah dengan syarat menutup aurat dan tidak memakai wangi-wangian serta memperhatikan adab-adab yang lain.

Dalilnya : "Jangan kamu melarang istri-istrimu (shalat) di masjid, namun rumah mereka sebenarnya lebih baik untuk mereka." (HR. Ahmad, Abu Daud dan Al-Hakim, hadits shahih)
"Janganlah kalian melarang para wanita (pergi) ke masjid dan hendaklah mereka keluar dengan tidak memakai wangi-wangian." (HR. Ahmad dan Abu Daud, hadits shahih)

Shalat Berjamaah di Masjid Merupakan Salah Satu Amal yang Mulia
Dari Ibnu 'Umar, Bahwa  Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Shalat berjamaah itu lebih utama daripada shalat sendirian sebesar dua puluh tujuh derajat."(Muttafaqun 'alaihi. HR. Al-Bukhari : 645 dan Muslim : 650)

Ibnu Mas'ud berkata, "Barang siapa yang gembira bertemu dengan Allah besok dalam keadaan muslim, maka jagalah shalat-shalat ini di saat ia dipanggil untuk melakasanakannya. Karena Allah mensyariatkan untuk nabi kalian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sunnah-sunnah petunjuk. Dan shalat-shalat tersebut  termasuk sunnah-sunnah petunjuk. Seandainya kalian shalat di rumah-rumah kalian seperti shalatnya orang yang meninggalkan sunah nabi kalian, kalian berarti telah sesat. Aku telah melihat bahwa tidak ada yang tertinggal dari shalat (berjamaah) kecuali orang munafik yang jelas kemunafikannya. Dan sungguh adakalanya seseorang biasa dibawa diantara dua orang (dipapah) dampai ia deberdirikan di dalam shaf."(HR.Muslim : 654, hadits shahih)

Dalam riwayat Muslim yang lain, Ibnu Mas'ud berkata, "Sesungguhnya Rasulullah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengajarkan kami sunnah-sunnah petunjuk, dan diantara sunnah-sunnah petunjuk itu adalah shalat di masjid yang di kumandangkan azan di sana."

Hendaknya kita memilih pakaian yang bagus saat pergi ke masjid
Allah tidak hanya memerintahkan kita untuk sekedar memakai pakaian yang menutup aurat, akan tetapi memerintahkan pula untuk memperbagus pakaian, khususnya ketika akan pergi ke masjid. Allah Ta’ala berfirman : 
“Hai anak adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid.” (Al A’raf: 31).

Sebelum Pergi ke Masjid, Hendaknya Berwudhu Sejak dari Rumah
Abu Hurairah berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Shalat seseorang dalam berjamaah akan dilipatgandakan dari shalatnya di rumah dan di pasarnya sebesar dua puluh lima kali lipat. Dan hal itu apabila ia berwudhu lalu membaguskan wudhunya, kemudian keluar ke masjid, yang ia keluar rumah hanya untuk shalat, ia tidak melangkah satu langkah pun kecuali diangkat derajatnya dan dihapus kesalahannya. Lalu apabila ia shalat, para malaikat terus menerus mendoakannya selama ia berada di dalam tempat shalatnya, selama ia tidak berhadats. Malaikat berkata, 'Ya Allah, sejahterakan dia. Ya Allah, rahmatilah dia.' Dan ia dianggap terus menerus shalat selama ia menunggu shalat." (Muttafaqun 'alaihi. HR. Al-Bukhari : 647 dan Muslim : 649 dan ini adalah lafazh Al-Bukhari).

0 komentar:

Posting Komentar