بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
الْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ أَمَّا بَعْدُ
Apakah
Anda
suka
tantangan?
Apakah Anda memiliki rasa
ingin tahu
yang tinggi? Apakah Anda merasa
tidak suka
jika
tersaingi?
Apakah dalam
diri
Anda
terkumpul
segala potensi? Jika
Anda menjawab iya, berarti
Anda adalah seorang
“pemuda”.
Keutamaan Pemuda
Dalam diri seorang pemuda terkumpul banyak sekali potensi yang tidak terdapat
pada selainnya baik pada
orang yang sudah tua maupun pada diri anak-anak. Karena seorang
pemuda pada
umumnya memiliki
fisik
yang kuat,
rasa ingin
tahu yang tinggi dalam belajar hal yang baru, cenderung suka tantangan, dan akan merasa tidak suka jika
ada
yang menyainginya.
Dari Abu Hurairah,
Rasulullah
-shallallaahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:
الْمُؤْمِنُ الْقَوِىُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ
الضَّعِيفِ وَفِى كُلٍّ خَيْرٌ احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ
بِاللَّهِ وَلاَ تَعْجِزْ وَإِنْ أَصَابَكَ شَىْءٌ فَلاَ تَقُلْ لَوْ
أَنِّى فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا. وَلَكِنْ قُلْ قَدَرُ اللَّهِ وَمَا
شَاءَ فَعَلَ فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ
“Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah meskipun pada keduanya ada kebaikan. Bersemangatlah atas apa yang bermanfaat bagimu, mohonlah pertolongan
kepada Allah dan janganlah engkau merasa lemah. Jika engkau
tertimpa
suatu
musibah, maka janganlah engkau berkata, seandainya saya berbuat demikian tentu akan terjadi
begini
dan begitu. Namun
katakanlah, ini adalah takdir Allah dan apa yang dikehendaki-Nya pasti
akan
terjadi.
Karena perkataan seandainya dapat membuka pintu kepada syaitan.” (HR Muslim : 4/2664)
Dalam
hadits
di
atas didapatkan
ada 3 sifat yang seharusnya terdapat
pada seorang pemuda
muslim yaitu: kuat, semangat, dan tidak gampang menyerah.
Sifat kuat yang dimaksud
disini meliputi beberapa hal, antara lain yakni
· Keimanan
Seorang pemuda muslim harus memiliki
keimanan yang
kuat
sebelum fisiknya
yang kuat.
Karena jika imannya
sudah kuat
maka
tidak akan mudah terpengaruh dengan
kehidupan sekarang yang serba bebas. Dengan semakin
berkembangnya zaman dan
kecanggihan teknologi, banyak
sekali pemuda
yang terjerumus
dalam perbuatan
yang sia-sia,
melalaikan, bahkan
perbuatan
maksiat dan
dosa. Mereka sudah tidak
merasa malu
lagi berbuat apapun
yang mereka inginkan. Sedangkan
bagi seorang
pemuda muslim
yang imannya sudah
kuat, maka ia
senantiasa ingat bahwa
setiap tindakannya akan selalu diawasi
oleh
Allah sehingga
ia pasti hati-hati dalam
berbuat
–apakah tindakannya akan membuat Allah ridla
atau akan membuat Allah murka- tentu pemuda seperti
ini pasti akan menjaga diri
dan menghindar
dari
yang namanya
perbuatan
maksiat bahkan
untuk mendekati saja
ia tidak
akan berani apalagi melakukan
sampai
melakukan perbuatan seperti itu.
· Menjaga moral
Seorang pemuda
muslim
hendaknya mampu
berakhlak
mulia dalam
kehidupan sehari-
hari. Bukankah Rosulullah diutus untuk menyempurnakan akhlak. Apabila
berkata hendaklah berkata jujur dan
baik,
jika
tidak bisa maka diam tentu lebih baik. Lisan seorang pemuda
muslim pantang jika berkata kasar
apalagi sampai
menyakitkan orang lain. Banyak sekali pemuda yang tidak dapat mengatur emosi
sehingga ketika ada permasalahan
bukannya diselesaikan dengan musyawarah secara baik-baik malah berujung
perkelahian
bahkan tawuran.
Selain itu mereka banyak
sekali yang
memiliki sifat tergesa-gesa
bahkan jarang
peduli terhadap
orang lain.
Jika
kita
berada di jalan
raya
maka
sering kita menumpai ulah perbuatan mereka yang tidak hanya
membahayakan diri sendiri tetapi juga
orang lain. Ketika berkendara maka mereka akan
ngebut dan
ugal-ugalan
bahkan tidak
jarang mereka melanggar tata
tertib lalau lintas. Sebagai
pemuda muslim yang
baik,
apakah kita juga ingn seperti mereka?
Tentulah tidak.
· Jasmani
Penting bagi seorang pemuda untuk menjaga kekuatan
jasad (jasmani). Allah
telah
menganugrahkan kepada
manusia
fisik
yang begitu
sempurna, maka
sudah menjadi
kewajiban kita untuk menjaganya. Bukankah segala sesuatu pasti
akan dimintai pertanggungjawaban kelak. Selain
kita
menjaga
kekuatan dan
kesehatan jasad kita,
maka
sudah seharusnya
kita
selalu
bersyukur
kepada-Nya
dengan senantiasa menggunakan jasad kita beramal shalih. Menggunakan mata untuk melihat tanda
kekuasaan
Allah, menggunakan tangan
kita untuk selalu
membantu
dan menolong
sesama makhluk,
menggunakan akal kita untuk belajar dan memikirkan tentang
penciptaan alam semesta ini untuk menjaganya dan
sebagainya.
Pentingnya Berilmu
Kebanyakan pemuda
sekarang memperturutkan hawa
nafsu daripada menyibukkan diri
dengan beribadah kepada Allah. Secara
umum setiap manusia
tidak akan lepas dari 2
fitnah (ujian)
yakni fitnah syubhat dan fitnah syahwat. Padahal Allah
Ta’aalaa telah menjamin kepada 7 golongan yang akan medapatkan naungan dimana tidak ada
naungan
selain naungan Allah
-pada
hari kiamat-
salah
satunya
kepada
pemuda yang tumbuh berkembang dalam ketaatan dan beribadah kepada Allah.
Lalu bagaimana cara kita mengatasi fitnah tersebut?
Jika
seorang pemuda telah
membekali diri dengan
ilmu syar’i dan
mengamalkannya maka ia
tidak akan mudah
terbawa arus kesana kemari seperti orang-orang jahil. Allah berfirman:
......................قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ ۗ........
“Katakanklah, apakah sama orang-orang yang mengetahui dan tidak mengetahui?”
(QS az-Zumar : 9)
Padahal manusia
pasti akan ditanya 5 hal yakni
tentang umurnya
dengan apa saja ia habiskan, tentang anggota tubuhnya
(pendengaran,
pengelihatan, hati) akan dimintai pertanggungjawaban,
tentang
hartanya
bagaimana
cara
memperolehnya,
kemudian harta
tersebut dibelanjakan untuk hal apa saja, dan terakhir tentang apa saja yang
sudah diamalkan dari ilmu
yang sudah
dipelajari.
Sehingga wajib bagi seorang pemuda
untuk senantiasa menyibukkan diri dengan
ketaatan dan
beribadah kepada
Allah. Imam Syafi’i berkata barang siapa yang tidak menyibukkan diri dengan ketaatan maka ia akan
akan disibukkan dengan kemaksiatan.
Setelah
seorang
pemuda itu memiliki ilmu dan berusaha mengamalkan apa yang
telah
didapatkannya, maka ia
juga
harus
mendakwahkannya dan mengajarkan kepada
orang lain. Berdakwah tidaklah harus dengan banyak berkata-kata ini itu dan seterusnya,
tetapi
bias
melalui tulisan, mengajak hadir
kajian, mengadakan majelis ilmu
syar’i,
dan bisa juga berdakwah
dengan menunjukkan kepripadian kita yang berakhlak mulia. Akhlak yang
baik
merupakan
jembatan
untuk menjelaskan
aqidah yang benar. Hal pertama yang pertama yang dilihat adalah akhlak seseorang, jika akhlak kita disukai maka barulah kita menyampaikan dakwah secara bertahap dan
pelan-pelan.
Akhirnya
mari
kita berusaha untuk menjadi pemuda idaman islam
dengan bersungguh-sungguh
menuntut ilmu dan giat beribadah kepada Allah. Kebenaran
hanyalah mutlak milik
Allah,
jika ada kesalahan maka datangnya dari syaitan.
Maha Suci Engkau
yaa
Allah dan
segala puji
bagi-Mu.
Kami bersaksi bawa
tiada tuhan yang berhak disembah selain Engkau. Kami memohon ampun dan bertaubat kepada-Mu.
Referensi:
1. Riyadhus Shalihin min Kalaami Sayyidil Mursalin karya Abu Zakariya Yahya bin
Syarif an-Nawawi, Penerbit: Daar Ihya’
2. Asy-Syabaabu
wal Fitan al-Mu’aashirah
karya Adil bin Muhammad Abdul al-Aliy edisi Indonesia: Young & Smart People Handbook
Buku Pegangan Remaja Keren,
Penerbit: Daar an-Nabaa
0 komentar:
Posting Komentar