Pages

Rabu, 19 September 2012

Ciri-ciri Hamba Allah yang Beriman (bag.1)


Wahai saudaraku, pada pembahasan kali ini, penulis akan membahas secara singkat tafsir dari ayat ibadurrahman- yakni hamba-hamba Allah yang beriman-yang tercantum di akhir surat alFurqon pada ayat 63 sampai ayat 76.
Sifat pertama; Memiliki sifat tawadhu’
Allah Azza Wa Jalla berfirman,
وَعِبَادُ الرَّحْمَنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الْأَرْضِ هَوْنًا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلَامًا
"Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu ialah orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik." (QS. Al Furqon: 63)
Alhafidz Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan,
هَذِهِ صِفَاتُ عِبَادِ اللَّهِ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الْأَرْضِ هَوْناً أَيْ بِسَكِينَةٍ وَوَقَارٍ من غير جبرية ولا استكبار
ini adalah sifat hamba Allah yang beriman yang berjalan diatas bumi dengan ketundukan yakni dengan ketenangan dan kewibawaan tanpa kesombongan dan keangkuhan” (tafsir Alquranul Azhim Ibnu Katsir)

Beliau melanjutkan;
فأما هؤلاء فإنهم يمشون من غير استكبار ولا مرح، ولا أشر ولا بطر،
"Adapun mereka-yakni hamba Allah yang beriman- berjalan tidak dengan sifat angkuh dan sombong." (Tafsir Al Qur'an Al 'Azhim,10/319 )
Oleh karena itu, jika kita ingin termasuk sebagai salah satu hamba Allah yang beriman, hendaknya kita memiliki dan mengamalkan sifat diatas, yakni tawadhu’, berwibawa dan tidak sombong.
Sifat yang kedua; Bersikap lemah lembut meskipun mendapat perlakuan kasar
Setelah Allah Azza Wa Jalla menyebutkan sifat yang pertama dari hambaNya yang beriman adalah memiliki sifat tawadhu’ dan tenang, Allah melanjutkan dengan sifat yang kedua yaitu jika orang jahil menyapa mereka, maka mereka mengucapkan “Salaman”. Mari kita bahas apa yang dimaksud dengan “sapaan orang jahil” dan  kata “salaman” pada konteks ayat tersebut.
Al-Imam Ibnul Jauzi rahimahullah mengatakan dalam kitab Zaadul Masiir, “Ketika orang yang jahil berkata kasar pada mereka -'ibadurrahman-, mereka membalasnya dengan perkataan yang 'sadaad' (baik).  
Al Hasan Al Bashri rahimahullah berkata,
لا يجهلون على أحد ، وإِن جهل عليهم حَلُموا
"Mereka 'ibadurrahman tidak menjahili (berbuat nakal pada orang lain). Jika dijahili, mereka malah membalasnya dengan sikap lemah lembut."
Maqotil bin Hayyan berkata, "Mereka membalasnya dengan perkataan yang tidak mengandung dosa." (Zaadul Masiir)
Sa'id bin Jubair berkata, "Mereka membalas (kejelekan) dengan perkataan yang baik." (Tafsir Al Qur'an Al 'Azhim)
Dari penjelasan beberapa ulama diatas, maka didapat bahwa sapaan orang jahil yakni bisa diartikan dengan perbuatan jahil atau perbuatan kasar yang dilakukan oleh orang-orang yang bodoh terhadap agama kepada orang-orang yang beriman. Sedangkan maksud dari kata ‘salaman’ yakni perkataan yang baik atau perkataan yang tidak mengandung dosa, sehingga kita dapati secara lengkap bahwa yang dimaksud sifat yang kedua itu adalah jika terdapat orang-orang yang jahil yang berlaku kasar pada mereka (orang yang beriman) maka mereka membalas dengan perkataan yang baik.
Hal tersebut sesuai dengan apa yang Allah firmankan dalam surat Fusshilat ayat 34-35,
Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar.” (QS. Fushilat: 34-35)
Wahai Saudaraku, Allah memerintahkan pada orang beriman untuk bersabar ketika ada yang membuat marah, membalas dengan kebaikan jika ada yang buat jahil, dan memaafkan ketika ada yang buat jelek. Jika setiap hamba melakukan semacam ini, Allah akan melindunginya dari gangguan setan dan akan menundukkan musuh-musuhnya. Malah yang semula bermusuhan bisa menjadi teman dekatnya karena tingkah laku baik semacam ini. Oleh karenanya, Allah memuji mereka –yakni hamba Allah yang beriman- karena memiliki sifat lemah lembut dan mereka membalas perbuatan jahat dengan kebaikan.
Sifat hamba Allah yang beriman yang lainnya, insya Allah akan dilanjutkan pada serial berikutnya. Semoga Allah memudahkannya. Wallahu waliyyut taufiq.

Selesai ditulis di Surabaya, 26 Syawwal 1433 H/ 13 September 2012 M
  Mohammad Affan Basyaib (Matematika ITS 2010)

Maraji’;
AlHafidz Ibnu katsir. Tafsir Alquran Al-Azhim. Maktabah Syamilah
Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di. Taisirul Kalimir Rahman min Tafsiril Kalamil Mannan.
Imam Ibnu Jauzi. Zaadul Masiir.

0 komentar:

Posting Komentar