MUQODDIMAH
Tuntutlah ilmu, sesungguhnya menuntut ilmu adalah pendekatan diri kepada Alloh Azza wajalla, dan mengajarkannya kepada orang yang tidak mengetahuinya adalah sodaqoh. Sesungguhnya ilmu pengetahuan menempatkan orangnya, dalam kedudukan terhormat dan mulia (tinggi). Ilmu pengetahuan adalah keindahan bagi ahlinya di dunia dan di akhirat. (HR. Ar-Rabii')
"Katakanlah (wahai Muhammad) apakah sama orang-orang yang mengetahui dan orang-orang yang tidak mengetahui". (QS. Az Zumar: 9).
Wahai Aba Dzar, kamu pergi mengajarkan ayat dari Kitabullah lebih baik bagimu daripada shalat (sunnah) seratus rakaat, dan pergi mengajarkan satu bab ilmu pengetahuan baik dilaksanakan atau tidak, itu lebih baik daripada shalat seribu raka'at. (HR. Ibnu Majah)
Ibnu Taimiyah : ilmu yang baik adalah ilmu yang mengarah kepada pemahaman Al-Qur’an dan As-Sunnah, karena keduanya merupakan warisan Nabi. Siapa mau mengambil keduanya, maka akan beruntung.
Ibnu Abbas : benih-benih pengetahuan adalah mempelajari ilmu.
Ibnul Mubarok : pertama kali ilmu adalah niat, kemudian mendengarkan, kemudian memahami, kemudian menghafal, kemudian mengamalkan, kemudian menyampaikan kepada orang lain.
Umar Maula Ghufroh : Orang yang pandai itu masih bisa dikatakan pandai selama ia tidak mendahulukan akal/hawa nafsu / ro’yu-nya kemudian ia mau mendatangi orang yang lebih pintar lagi darinya untuk menimba ilmunya.
Abu Kholid Al-Ahmar : akan datang suatu masa, mushaf Al-Qur’an dan tafsirnya tidak dibaca dan dikaji lagi, manusia saat itu hanya mengikuti pembicaraan dan pendapat seseorang. Hindarilah sikap seperti itu, jika tidak, hal itu hanya akan menampar wajah, memperpanjang komentar yang tidak jelas ujung pangkalnya dan membuat rusaknya hati.
Rusaknya pemikiran, mental & tindakan manusia hari ini merebak di berbagai kolong bumi. Keluarga yang nampaknya muslim telah teracuni pemikiran sekuler dan kafir, sehingga mereka jauh dari pemahaman Islam yang benar. Secara lahiriyah, gelar-gelar akademis sebagai Guru, Alim-ulama, Doktor, Sarjana, Profesor dan status sosial di tengah masyarakat sebagai ketua RT, RW, Lurah, Camat, Bupati, Gubernur, Menteri, Presiden bahkan sampai Direktur perusahaan tertentu telah mereka raih, akan tetapi hal itu tidak menjadikan mereka merasa takut kepada Allah dan semakin benar sikap ibadah kepada-Nya, bahkan bersikap sebaliknya.
Hal ini barangkali disebabkan ketika mencari ilmu, ada beberapa hal yang tidak benar, yaitu belum mengerti adab-adab mencari ilmu dan bagaimana cara meraih/mendapatkan ilmu yang bermanfaat. agar diri dan keluarga muslim tidak terjebak oleh pengaruh orang-orang kafir dan sekuler, kita ikuti kajian berikut ini.